Abdulharis.ac.id, Tompobulu – Maros, Bertempat di Pesantren Ilmul Yaqin, Tompobulu (Maros), dilaksanakan rangkaian acara, dintaranya Kuliah Umum, Pengabdian Masyarakat, dan Penelitian Kolaboratif, Rabu, 6 September 2023.
Kegiatan yang dihadiri langsung Khadimul Ma’had, AGH Dr. Amirullah Amri, Lc., MA., membuka acara dengan pengantar dan kemudian sekali lagi memimpin bacaan doa, sebelum kegiatan selesai.
Dalam kesempatan ini, Ismail Suardi Wekke, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Abdul Haris, Makassar mengemukakan bahwa di STIA Abdul Haris terdapat dua program studi, yaitu Ilmu Administrasi Niaga, dan Ilmu Administrasi Negara. “Kesemuanya hanya dengan jenjang strata satu,” kata Ismail.
Kuliah umum dilaksanakan dengan judul “Integrasi Aktivitas Keilmuan Dalam Mengeloaborasi Merdeka Belajar di Kampus Merdeka”, diikuti bukan saja mahasiswa, tetapi juga mengundang santri dari jenjang madrasah aliyah untuk turut menyimak kuliah dan diskusi tersebut.
Sekaitan dengan kegiatan dan program 2023/2024 yang akan datang, maka STIA Abdul Haris mempersiapan aktivitas diantaranya Student Mobility 2023 di Malaysia-Thailand-Singapura (21 s.d. 30 September 2023).
Ismail Suardi Wekke juga menyampaikan bahwa ada peluang untuk memperkuat kemampuan akademik tanpa meninggalkan kesempatan pengabdian masyarakat. “Melalui program Merdeka Belajar di Kampus Merdeka (MBKM), kita dapat mengintegrasikan keduanya,” tutur Ismail.
Dalam penjelasan tersebut, Ismail mengemukakan bahwa melalui Merdeka Belajar, dan juga tuntutan terkait dengan strandar penjaminan mutu dimana perlu ada integrasi antar tri dharma perguruan tinggi.
“Baik penjaminan mutu maupun MBKM, perlu dilaksanakan dengan tetap memperhatikan ruang-ruang inovasi,” lanjut Ismail.
Menyahuti program tersebut, dilaksanakan kuliah lapangan sebagai sebuah bentuk integrasi antar tri dharma perguruan tinggi. Ismail kemudian menjelaskan bahwa dengan MBKM dapat dilaksanakan dengan tidak semata-mata di ruang kelas saja. “Namun tidak berarti bahwa ruang kelas kemudian ditinggalkan,” tambah Ismail.
“Selain pembelajaran, juga ada ranah pengabdian masyarakat dan penelitian. Perlu kesamaan langkah, sehingga semuanya bisa berjalan secara parallel.” pungkas Ismail.