Kerjasama 7 Perguruan Tinggi, Bersama Universitas Indonesia Timur

 
Dokumentasi UIT (STIA Abdul Haris)

Abdulharis.ac.id, Makassar – Bertempat di ruang auditorium gedung rektorat, Universitas Indonesia Timur, Jl. Rappocini, Makassar, dilangsungkan pertemuan tujuh perguruan tinggi bersama pimpinan Universitas Indonesia Timur, Senin, 11 April 2023.

Pertemuan diawali dengan “Lokakarya Publikasi Hasil Penelitian Kolaboratif”, kemudian dirangkaian penandatanganan Nota Kesefahaman (MoU), dan juga Perjanjian Kerjasama (MoA).

Selain pimpinan Universitas Indonesia Timur, juga turut hadir Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Abdul Haris, Makassar, Ismail Suardi Wekke.

Juga bersama dalam pertemuan, Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Al Furqan, Makassar, Dr. Muhammad Tang.

Sementara itu, juga hadir Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Dakwah Wal Irsyad (DDI) Maros, Muhammad Azmi, M.Pd.I.

Termasuk, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Dakwah Wal Irsyad (DDI) Pinrang, Dr. Mardiah.

Adapun Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Chaeriyah, Mamuju, dihadiri Abu Rizal Akbar, M.Pd.I, Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kerjasama.

Institut Agama Islam Al Amanah Jeneponto, hadir Adnan, M.Si., Wakil Rektor Bidang Akademik.

Ismail Suardi Wekke menegaskan bahwa kegiatan ini sejatinya merupakan aktivitas bagi meneruskan kerjasama yang telah terjalin sebelumnya. Sebulan lalu, UIT jug atelah turut hadir dalam acara workshop untuk penelitian bersama yang berlangsung di Makassar, Senin, 20 Maret 2023.

Dimana Universitas Indonesia Timur telah turut bergabung dalam jejaring Indonesian Universities Consortium on Socio-Religius Studies (IUCSRS).

Sebagaimana diketahui bahwa IUCSRS merupakan jejaring kerjasama perguruan tinggi dalam pengembangan tri dharma perguruan tinggi, dan juga sumber daya manusia di perguruan tinggi.

Ismail Suardi Wekke, merupakan direktur program IUCSRS. “Ini merupakan amanah dan sekaligus kesempatan untuk bersinergi,” kata Ismail.

Selanjutnya, Ismail menyatakan bahwa ini hanya kesempatan selangkah lebih awal, dan seranting lebih tinggi. “Bukan sebuah keistimewaan sebagai direktur program. Hanya saja, dengan jejaring itu merupakan sebuah keistimewaan tersendiri,” pungkas Ismail.